Kurangi Limbah Makanan, China Awasi Video Makan di Internet

Kurangi Limbah Makanan, China Awasi Video Makan di Internet

Sonia Basoni - detikFood
Jumat, 14 Agu 2020 17:30 WIB
Kurangi Limbah Makanan, China Awasi Video Makan di Internet
Foto: GlobalTimes/iStock
Jakarta -

Untuk mengurangi limbah makanan kini pemerintah China mulai mengawasi dan membatasi peredaran video makan dan acara makan di internet.

Presiden Xi Jinping baru-baru ini mendorong pemerintah setempat untuk memperhatikan limbah makanan. Mereka mencari cara untuk mendorong orang-orang agar tidak membuang-buang makanan.

Baca Juga: Pasangan Ini Makan 'Sampah' Demi Berhemat Rp 2,9 Juta Tiap Bulan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari Global Times (14/08), Zhang Guilong selaku anggota Komisi Urusan Legilastif di China mengabarkan, bahwa pihaknya akan menambahkan peraturan yang lebih spesifik tentang pencegahan limbah makanan.

Kurangi Limbah Makanan, China Awasi Video Makan di InternetKurangi Limbah Makanan, China Awasi Video Makan di Internet Foto: GlobalTimes/iStock

Pemerintah juga bekerja sama dengan beberapa platform atau situs sharing video seperti Douyin. Ketika orang-orang mencari video dengan kata kunci 'acara makan' atau 'competitive eater', nantinya akan muncul informasi mengenai berharganya makanan.

ADVERTISEMENT

Selain itu video-video yang bersifat membuang-buang makanan akan segera dihapus atau diberikan penalti. Sementara situs populer lainnya seperti Kuaishou, Douyu dan Sina Weibo juga melakukan hal yang sama.

Mereka berjanji akan mengawasi konten-konten makanan. Karena mereka sadar bahwa video mukbang atau makan besar, justru mendorong orang untuk menyantap makanan yang tak mampu mereka habiskan. Pada akhirnya makanan-makanan itu berakhir di tempat sampah.

Kurangi Limbah Makanan, China Awasi Video Makan di InternetKurangi Limbah Makanan, China Awasi Video Makan di Internet Foto: GlobalTimes/iStock

Pihak Kuaishou mengatakan bahwa mereka akan menindak tegas video dengan konten makan dan minum berlebihan. Terutama video yang berisi orang pura-pura makan atau muntah. Semuanya akan langsung dihapus dari situs mereka, serta akun pengguna akan ditangguhkan.

Bukan tanpa alasan mengapa China memperketat aturan video makan ini. Sebelumnya banyak video dengan konten makanan di China yang berakhir menjadi limbah makanan. Kebanyakan para vlogger atau pembuat konten tidak mampu menghabiskan makanan yang mereka beli. Bahkan sering kali mereka memuntahkan makanan yang sudah ada di mulut.

Meski menuai pro dan kontra, tapi video makan seperti itu masih diminati di China. Bahkan salah satu vlogger terkenal bisa mendapatkan uang sekitar 300,000 yuan (Rp 643 juta) dalam satu video.

Namun banyak yang tidak tahu bahwa orang-orang ini biasanya memuntahkan makanan mereka setelah selesai syuting. Sementara para penonton percaya bahwa mereka menghabiskan semua makanan itu. Banyak juga vlogger yang meninggal dunia karena terlalu banyak makan.

Kurangi Limbah Makanan, China Awasi Video Makan di InternetKurangi Limbah Makanan, China Awasi Video Makan di Internet Foto: GlobalTimes/iStock

Karena fenomena ini lah yang membuat angka limbah makanan di China semakin tinggi. Di tahun 2015 sendiri terhitung ada 17-18 juta ton sampah makanan, yang bisa digunakan untuk memberi makan 30-50 juta orang dalam setahun.

Selain mengawasi konten video makan di internet, pemerintah China juga meluncurkan 'Clean Plate Campaign 2.0'. Kampanye ini dilakukan untuk menghentikan limbah makanan dengan cara membatasi porsi makanan di restoran atau acara lainnya.

'Clean Plate Campaign' ini terbilang sukses, karena di tahun 2013 kampanye ini berhasil menurunkan angka limbah makanan. Dengan membatasi makanan di pesta dan resepsi mewah para pejabat China.

Diketahui sebelumnya, China juga mengalami peningkatan obesitas yang cukup tinggi. Di tahun 2016, China mengalahkan Amerika sebagai negara yang memiliki penderita obesitas terbanyak di dunia.

Hal ini dipicu oleh dihapuskannya kebijakan satu anak di China, di mana jam bekerja dan belajar lebih lama, termasuk pola makan buruk yang menyebabkan kenaikan berat badan.

Baca Juga: Keren! Pelajar Ini Berhasil Ubah Limbah Makanan Jadi Bahan Kulit




(sob/odi)

Hide Ads